Saya tahu dan yakin, banyak diantara anda yang masih berusia muda, memiliki banyak keinginan untuk membeli sesuatu, yang memang telah diimpikan sebelum bekerja. setelah bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup, akhirnya dapat membeli barang yang diimpikan tersebut. Itu bagus, saya hargai dan acungi jempol usaha anda dalam mendapatkan apa yang diinginkan tersebut dengan jerih payah sendiri. Tapi, sampai kapan anda harus selalu menuruti keinginan tersier yang sebenarnya hanya pemuas nafsu sementara saja. Lantas, sudahkah anda berinvestasi untuk masa tua & pensiun anda?
Saya memiliki seorang rekan yang telah memasuki masa purna bakti. Di kantornya, ia memiliki jabatan strategis dan memiliki serentet gelar yang menunjang pekerjaannya. Kehidupannya pun sangat berkecukupan bahkan cendrung glamour pada masa jayanya. Suatu ketika saya bersilaturahmi ke rekan saya tersebut. Alangkah terkejutnya saya, melihat kehidupannya berubah 180 drajat , dari kondisinya dulu sewaktu masih berjaya dan bekerja pada perusahaan. Rumah dan mobilnya dijual bahkan yang membuat saya sedih, anaknya yang masih SMA pun terpaksa berhenti sekolah karena tidak memiliki cukup uang untuk membayar iuran SPP bulanan.
Dilain sisi, tetangga saya merupakan seorang pensiunan di bagian staff BK sebuah sekolah swasta di jakarta. Gelar yang ia miliki pun bukan MM, MBA, Msci, DR dan sederet gelar yang bergengsi untuk saat ini melainkan hanya tamatan ahlimadya psikologi. Ketika ia pensiun, ia memutuskan untuk berangkat haji bersama istrinya. saya heran, tidak kah anda sebaiknya menyimpan uang pensiun anda itu. Dia menjawab, "tidak pak, semua sudah saya rencanakan sejak saya masih muda dulu". lalu apakah anda sudah memiliki investasi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup anda sehari-hari. Hebatnya, dia berkata "sudah pak, kan sudah saya rencanakan, saya menginvestasikan sebagian uang saya untuk beternak lele dan lele itulah yang membuat sumber penghasilan serta kesibukan saya saat ini"
Dari kedua cerita diatas, ternyata kelihaian kita dalam berinvestasi bukan ditentukan dari faktor gelar semata, melainkan keniatan kita untuk menyisihkan sebagian uang kita untuk diinvestasikan. itulah faktor yang paling berat menurut saya,, dimana kita harus menahan hasrat dan nafsu kita untuk membeli pernak-pernik yang mungkin sebenarnya tidak terlalu diperlukan, tapi kita menganggapnya itu seolah-olah sebagai kebutuhan wajib. Warren Buffet ( sang investor ternama amerika) pernah berkata bahwa " jika kamu membeli barang yang kamu tidak butuhkan, kamu akan menjual apa yang kamu butuhan". Jadi mulailah berinvestasi sejak dini.
Lalu, menurut anda investasi apakah yang paling baik untuk dilakukan diawal-awal anda memulainya: deposito?, sawah? properti? hmm... apa coba, ayo ditebak!! sayangnya, jika anda memilih ketiganya, anda salah besar, investasi awal yang terbaik untuk dilakukan ketika memulai investasi adalah investasi untuk otak anda. Otak anda membutuhkan asupan ilmu yang cukup dalam menjalankan investasi yang sudah anda rencanakan. Anda dapat membayangkan, bagaimana jadinya investasi yang anda lakukan apabila anda tidak mengetahui bagaimana cara menjalankan dan mengembangkannya. bagaikan membeli kucing dalam karung bukan, anda membeli sesuatu, tapi anda tidak tahu apa isinya, jangan-jangan anda hanya membuang-buang uang dan waktu anda secara percuma. jadi berinvestasi untuk ilmu adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan ketika anda memulai investasi.
Setelah anda meluangkan waktu anda untuk mendapatkan ilmunya, kenali karakter diri anda sendiri dalam menanggapi sebuah resiko. Lho, kok investasi ada resikonya pak?? kan saya sudah belajar, saya sudah tahu ilmunya juga, tapi mengapa masih ada resikonya??. lho, bukankah segala sesuatu yang kita jalani ada resikonya. Anda bisa bayangkan, kita yang yang setiap hari berjalan dan sangat mahir berjalan, masih bisa tersandung juga toh. Jadi ilmu yang anda dapatkan sebetulnya bukan untuk menghindari resiko tapi meminimalisir resiko yang akan terjadi pada investasi anda. Apabila anda takut untuk menghadapi resiko maka, anda bisa mengambil instrumen investasi yang beresiko minim. Pilih investasi yang sesuai dengan risk profile anda
Ok pak, saya sudah tau, ilmunya dan karakter saya selanjutnya apa lagi yang dapat kita lakukan sebelum memulai investasi? Bagus, anda berarti sudah dapat menentukan jenis investasi apa yang cocok bagi anda. Setelah itu, tentukan bagaimana rasio likuiditas dan tingkat pengembalian investasinya. Likuiditas itu penting dan merupakan bagian dari psychology investasi. Misalkan anda mengharapkan investasi dengan tingkat pengembalian modal yang cepat, maka anda perlu menghindari investasi pada instrumen dengan term waktu yang panjang dan tidak dapat diuangkan dengan cepat. seperti investasi properti misalnya yang membutuhkan waktu untuk menjualnya.
tidak hanya faktor likuiditas, perhatikan juga faktor tingkat pengembaliannya. Karena sejatinya tujuan dari investasi adalah untuk mengamankan uang kita dari inflasi, maka kita dapat membandingkan presentase keuntungan dari investasi yang kita dapat dengan tingkat inflasi tahunan yang rata-ratanya adalah 5% per tahun. Lalu, bagaimana kalau ternyata haslnya lebih kecil dari 5% per tahun, rugi dong? sebenarnya tidak rugi, tapi tidak dapat melebihi dari tingkat inflasi yang ada, artinya nilai interinsik dar uang yang kita miliki berkurang 5%. Misalkan untuk membeli sayur telur di tahun 2011 anda perlu mengelurakan uang 10.000 per kg nya, dengan tingkat inflasi 5% berarti anda tidak dapat membeli telur dengan harga 10.000 melainkan 10.500. nilai intrinsik uang anda berkurangkan?
Terus, kapan dong pak mulai investasinya?? sabar bung, masih ada satu lagi syaratnya. sudahkah anda memiliki dana daruat bagi anda dan keluarga anda? dana darurat ini sifatnya relatif dan berbeda antara masing, masing orang. idealnya dana darurat sendiri, adalah 3x gaji yang anda terima. Dana darurat ini digunakan sewaktu waktu apabila anda mendapatkan suatu kebutuhan yang tak terduga.
Ok, Tunggu artikel Part II nya ya :)
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/investing/2295964-senyum-pensiunan-bahagia/#ixzz1xCybvaSL